Belajar
Pidato Untuk Pemula
Berpidato itu seperti berbicara yang
dilakukan setiap hari. Hanya saja, berpidato dilakukan di muka
umum dengan cara tertentu dan tujuan tertentu. Untuk membiasakan pidato memang perlu niat untuk
mau berpidato. Rasa grogi itu disebabkan oleh ketidakpastian yang disebabkan oleh ketidaktahuan. Bagaimana
car amenghilangkan rasa takut? Yaitu belajar supaya tahu dan berlatih supaya
terbiasa. Dengan niat yang kuat, belajar yang giat, dan rajin berlatih, kalian
tentu akan terampil berpidato.
Cara
berpidato
Orang
dalam berpidato bermacam-macam, ada yang membaca naskah, menghafalkan naskah, ataupun
menggunakan kerangka pidato. Mengapa ada orang berpidato menggunakan naskah? Yaitu
pembicara belum terbiasa berpidato sehingga takut tidak lancar dan banyak
salahnya. Alasan berikutnya yaitu agar tidak ada salah dan sesuai dengan waktu
yang diberikan. Ada juga kemungkinan lain yaitu karena pembicara sedang
mewakili (membacakan) pidato dari orang lain yng berhalangan hadir.
Setelah
dibacakan, naskah dapat disimpan sebagai arsip. Itulah beberapa keuntungan
berpidato menggunakan naskah. Namun, ada juga kelemahnnya diantaranya pembicara
tidak bisa menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi karena pidatonya harus
seperti naskah. Dan pembicara tidak bisa membina kontak batin dengan pendengar
secara leluasa, karena mata pembicara banyak tertju kepada naskah. Jika ingin
berpidato menggunakan naskah, maka bacalah dengan intonasi yang baik dan penuh
penghayatan. Meskipun membaca, pandangan mata jangan terarah pada naskah.
Ada
juga pembicara yang menggunakan cara menghafalkan naskah. Namun, berpidato
dengan cara ini membuat pembicara berbicara cepat tanpa penghayatan. Selain itu
pidatonya akan tersendat-sendat. Dan pembicara tidak bisa menyesuaikan dengan
situasi yang dihadapi
Untuk
menghindari itu, ada pembicara yang menggunakan kerangka pidato yang
pokok-pokok isi pidato ditulis dalam secarik kertas. Dalam pelaksanaan pidato,
pokok pikiran itu dijelaskan secara langsung. Panjang pendeknya penjelasan
disesuaikan dengan situasi. Dan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan tidak
akan ada yang terlupakan dan susunannya sudah urut. Itulah keuntungan berpidato
dengan kerangka pidato.Cara berpidato lain adalah berpidato serta ,erta yang
hanya dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman. Demikianlah cara-cara berpidato yang bisa
dipilih salah satu.
Persiapan
Pidato
Pertama,pembicara
harus melakukan persiapan mental. Artinya, dia harus benar-benar berminat. Kedua,mencari tahu berbagai hal yang
berkaitan dengan pidato. Misalnya, bagaimana cara membuka pidato yang baik. Ketiga, calon pepbicara perlu mengetahui
secara lengkap masalah yang akan dipidatokan (isi pidato).
Isi
pidato sebaiknya sudah diketahui beberapa hari sebelumnya, kurang lebih
seminggu sebelumnya. Calon pembicara memang harus menguasai isi pidato. isi
pidato dapat dikuasai dengan cara seperti bertanya kepada orang yang tahu,
membaca (buku, kkoran, atua majalah), serta mengingat pengetahuan dan
pengalaman sendiri yang sesuai dengan isi pidato. Berdasarkan bahan yang ada
itu lah diolah menjadi naskah pidato. Selanjutnya, pembicara menentukan akan
berpidato dengan apa. Membaca naskah, menghafal atau menjabarkan kerangka.
Intonasi
memang perlu diperhatikan karena intonasi yang baik selain memperjelas arti
juga menyebabkan suara pembicara enak didengar. Oleh karena itu, pembicara
harus berusaha dan mencoba membaca naskah dengan intonasi yang baik. Berpidato denga
car menmbaca naskah atau menghafal naskah itu harus dihindari karena
bertentangan dengan kebiasaan kita. Cara mempersiapkan pidato yang baik
diantaranya dengan membaca naskah berulang-ulang dan jika perlu pembicara
berlatih di depan cermin besar agar mengetahui gerak-gerik tubuhnya.
Tampil
di Podium
Tampil
berpidato di depan umum jangan sembarangan karena pembicara akan menjadi pusat
perhatian. Dalam berpidato pembicara harus berpakaian bersih dan rapi. Jenis pakaian
yang dikenakan harus sesuai dengan acara. Ketika pembawa acara sudah mempersilahkan
pembicara harus segera berdiri dan berjalan menuju podium. Sampai di podium
jangan langsung berbicara. Berdiri tegak beberapa saat sebelum berbicara
berguna untuk menenangkan diri dan mempersiapkan diri.
Pandangan
yang dilakukan harus bersifat menyeluruh untuk membina kontak batin. Cara menggunakan
mikrofon juga harus diperhatikan. Jarak yang baik antara mulut dengan mikrofon
adalah 20 cm. Selama berpidato, tangan dan aonggota tubuh lain memang seyogyanya
digerak-gerakkan.
Sapaan
dan Salam
Jika
bertemu dengan teman, sebelum berbicara, kita tentu menyapa dulu. Demikian pula
dalam berpidato. Jumlah yang disapa jangan terlalu banyak, cukup dua atau tiga
sapan. Misalnya, “Bapak Ibu yang saya
hormati, serta Kawan-kawan yang saya banggakan.” Selain, menyapa, pembicara juga perlu
mengucapkan salam. Pengucapan salam dan sapaan harus diperhatikan. Setelah mengucapkan
salam dan sapaan, pembicara perlu berhenti sejenak.
Cara
mengucapkan salam dan sapaan yang baik dan benar seperti berikut, “Assalamualaikum wa rahmatullahi wa
barokatuh. (berhenti agak lama, menunggu pendengar menjawab salam). Bapak-bapak,
(berhenti sejena) Ibu-ibu, (berhenti sejenak) dan Saudara-saudara yang saya hormati,
(berhenti agak lama). Tadi, ... (berhenti sejenak lalu melanjutkan pidato
bagian pembukaan).
Pembukaan
Pidato
Pembukaan
pidato dikatakan baik jika memenuhi tiga syarat berikut:
- Pembuka pidato harus menarik perhatian pendengar.
- Pembuka pidato harus singkat.
- Pembuka pidato harus ada hubungan dengan isi pidato.
Berkaitan
dengan ketiga syarat di atas, membuka pidato dapat diuraikan dengan
bermacam-macam cara, sebagai berikut :
a.
Mengucapkan
Rasa Syukur
Salah
satu contohnya seperti berikut:
“Terlebih dahulu, marilah kita
memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan YangMaha Penyayang yang telah
menganugerahkan berbagai kenikmatan kepada kita, terlihatdengan kesehatan,
kesempatan, dan kebahagiaan yang kita rasakan hari ini. Tanpakemurahan-Nya,
mustahil semua ini dapat kita nikmati. Kedua, Shalawat serta salamsemoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkanIslam dan
menuntun kita pada jalan yang diRidhai Allah SWT. Selanjutnya, perkenankan pada
kesempatan yang berbahagia ini, kami memberi sambutan mewakili
rekan-rekanwisudawan, baik Program Sarjana Strata 1 maupun Program Pascasarjana
Strata 2. Selanjutnya, ....... (langsung dihubungkan dengan isi pidato)."
b.
Menceritakan
Pengalaman
Salah
satu contohnya seperti dibawah ini:
“Hari pertama menunaikan ibadah puasa,
saya merasa sangat lapar. Wajar jika saat berbuka puasa sangat saya
nanti-natikan. Menjelang magrib, saya lihat di meja makan sudah tersedia kolak
pisang, nasi putih, sayur asam, dan ayam goreng lengkap dengan sambal nya. Dalam
hati saya berkata “Semua makanan ini akan saya habiskan !” Akan tetapi, setelah
makan semangkuk kolak pisang, sepiring nasi dan lauk nya, perut saya sudah
kenyang. Padahal, saya masih ingin meneruskan makan sampai semua hidangan
habis. Ternyata, kemampuan perut manusia itu terbatas. Bukan hanya perut yang
terbatas, tetapi juga... (langsung dihubungkan dengan isi pidato)."
c.
Menyampaikan
Cerita Ilustrasi
Contohnya seperti berikut:
"Disebuah rumah yang cukup besar dan bagus, anak-anak menyelenggarakan pesta. Pesta
Judul buku: Ensiklopedia: Belajar Pidato Untuk Pemula
Pengarang: Asul Wiyanto
Halaman buku: 74 halaman
Berapa halaman yang sudah dibaca: 74 halaman
Kesan: Buku ini membuat saya mengetahui cara berpidato yang baik dan benar.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Pengetahuan Umum
dengan judul "Belajar Pidato Untuk Pemula". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://lembaransaya.blogspot.com/2015/03/belajarpidato-untuk-pemula-berpidato.html.
Terimakasih sangat membantu
BalasHapusbagusnya dihafalkan ya pak admin
BalasHapusterimakasih artikelnya seputar cara berpidato untuk pemula di blog http://lembaransaya.blogspot.co.id ini, saya suka.
BalasHapus